Uganda melarang Konvensi Hak Asasi Manusia Jenewa

Komisi Hak Asasi Manusia Uganda (UHRC) telah melaporkan bahwa Uganda dilarang menghadiri pertemuan hak asasi manusia di Jenewa karena penutupan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB di Uganda.

Ketua UHRC, Maryam Wangatya, mengungkapkan hal tersebut saat hadir di hadapan Komite Urusan Hukum dan Parlemen untuk memaparkan anggaran komisi tersebut untuk tahun 2024-25. Pada Juni 2024, status hak asasi manusia Uganda akan diturunkan, tambahnya.

“Semua pertemuan yang kami hadiri dan beberapa pertemuan penting seperti Addis Ababa, markas besar Uni Afrika di Jenewa, telah dibatalkan. Ini salah satu penyebab kami turun peringkat pada Juni 2024,” ujarnya.

Wilfred Niwakaba (MP Ndorwa East) menyatakan bahwa Komisi tetap diam ketika Kantor Hak Asasi Manusia PBB ditutup dan menerima dana dari mereka, sementara UHRC menerima dana yang tidak mencukupi dari pemerintah.

“Saya tahu komisi tersebut menerima dana dari Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, namun pemerintah telah menutupnya; komisi tersebut diam saja, namun Anda tahu bahwa komisi tersebut tidak akan mendapat cukup dana dari pemerintah ini,” katanya.

Wangatya, bagaimanapun, mengatakan bahwa Kantor Hak Asasi Manusia PBB telah mencoba segala cara untuk mencegah penutupannya, namun tidak berhasil. Dia mengatakan keputusan itu diambil oleh pemerintah dan mereka tidak dapat mengubah apa pun.

Penutupan Kantor Hak Asasi Manusia PBB

Pada tanggal 3 Agustus 2023, Kantor Hak Asasi Manusia PBB ditutup setelah pemerintah menolak memperbarui perjanjian negara tuan rumah dengan PBB. Keputusan ini dibuat oleh PBB. Komisaris Tinggi Volker Dürk tidak setuju, dan mengatakan dia menyesali penutupan kantor tersebut.

READ  Negara-negara Afrika mempertimbangkan untuk menukar utang dengan pendanaan iklim | Internasional

“Saya menyesalkan kantor kami di Uganda harus ditutup setelah 18 tahun, di mana kami dapat bekerja sama secara erat dengan masyarakat sipil dan berbagai lapisan masyarakat di Uganda, serta terlibat dengan lembaga pemerintah untuk promosi dan keamanan. Hak asasi manusia seluruh warga Uganda,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *