Berita: Upaya untuk memulangkan sepenuhnya para pengungsi ke Tigray Barat dan Selatan, membentuk pemerintahan baru – Menteri Pertahanan

Abraham Pele (PhD) Menteri Pertahanan (Foto: Abraham Pele/Facebook

Adis Ababa – Menteri Pertahanan Ethiopia, Abraham Pele (PhD), mengatakan upaya sedang dilakukan untuk memulangkan ratusan ribu orang yang mengungsi dari Tigray barat dan selatan ke rumah mereka selama perang dua tahun antara pemerintah Ethiopia dan TPLF.

Menteri mengatakan dalam pidatonya Pesan ucapan Sehubungan dengan festival tahunan Ashenda, masyarakat Tigray belum sepenuhnya pulih dari dampak perang dan mereka yang mengungsi serta teraniaya belum kembali ke rumah mereka.

Dia mencatat bahwa setelah keputusan yang diambil oleh Pemerintah Federal di hadapan para pemimpin negara bagian Amhara dan Tigray, proses repatriasi penuh para pengungsi dari wilayah pendudukan di wilayah Amhara telah dimulai.

Abraham, yang memimpin pemerintahan sementara yang dibentuk oleh pemerintah pusat di Tigray selama perang, mengatakan status quo di wilayah tersebut akan dipulihkan sesuai dengan Perjanjian Perdamaian Pretoria. Permasalahan ini hanya dapat diselesaikan melalui cara konstitusional.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa setelah pendudukan Tigray Barat dan Selatan oleh pasukan Amhara, pemerintahan yang ada akan digulingkan dan pemerintahan baru yang dipilih oleh rakyat akan dilantik dalam waktu singkat.

Dia mengatakan Pasukan Keamanan Nasional bertanggung jawab menjaga perdamaian dan keamanan dan tidak ada kelompok bersenjata lain yang diizinkan beroperasi di wilayah tersebut. Ia mengatakan, referendum akan dilakukan jika masyarakat sudah siap dan diperlukan berdasarkan ketentuan konstitusi.

Ratusan ribu pengungsi dari bagian barat dan selatan Tigray hidup dalam kondisi yang memprihatinkan di kamp-kamp pengungsi di berbagai wilayah Tigray, yang telah lama diklaim oleh wilayah Amhara. Daerah-daerah tersebut berada di bawah kendali pasukan Amhara dalam beberapa minggu setelah pecahnya perang Tigray pada November 2020, dan tetap berada di bawah pendudukan mereka dua tahun setelah perang berakhir melalui negosiasi.

READ  Eritrea menolak laporan Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Hak Asasi Manusia

Para pejabat di Tigray telah meminta pemerintah pusat untuk menarik pasukan Amhara dari wilayah negara bagian Tigray, berdasarkan perjanjian perdamaian Pretoria, yang menyatakan “wilayah yang diperebutkan” harus diselesaikan secara konstitusional.

Kelompok hak asasi manusia menuduh pasukan keamanan dan pemerintah daerah yang ditunjuk oleh wilayah Amhara melakukan pembersihan etnis terhadap warga Tigray, khususnya di Tigray Barat. SEBAGAI


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *