Nasihat ayah Luqman kepada anaknya

Teheran (IQNA) – Luqman adalah seorang ulama yang hidup pada masa Nabi Dawud (David) dan dikenal karena ilmunya yang luar biasa, hikmah (kebijaksanaan) dan nasihat moralnya kepada putranya.

Ada perbedaan pendapat tentang karakternya. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang sarjana dan kepribadian moral yang hebat. Yang lain lagi percaya bahwa dia adalah seorang nabi Allah. Menurut beberapa yang lain, dia adalah seorang budak yang telah mencapai status spiritual yang tinggi karena kualitas moralnya yang baik, sehingga tuannya membebaskannya.

Ada juga perbedaan pendapat tentang etnisnya dan di mana dia tinggal. Ada yang berpendapat bahwa dia berasal dari suku Ad, ada pula yang mengatakan bahwa dia berasal dari Bani Israil. Ada yang mengatakan dia adalah seorang budak dari Abyssinia (sekarang Ethiopia).

Luqman adalah tokoh yang membantu Nabi Dawud (AS) dalam urusan peradilan.

Di antara ciri-cirinya adalah kerendahan hati di hadapan orang, tidak pernah bergerak menuju kemusyrikan, berjalan lambat, moderasi dalam hidup, berpikir mendalam, diam, jujur, jujur, dan membantu menyelesaikan perselisihan orang.

Al-Qur’an Suci berisi Surah Luqman di mana dia menyebutkan sepuluh instruksi kepada putranya. Ini termasuk perlunya kesabaran di masa-masa sulit, doa, meningkatkan kebajikan dan mencegah kejahatan, dan mempraktikkan moderasi dalam hidup.

Ajarannya juga disebutkan dalam buku-buku agama. Misalnya, ia mengimbau anaknya untuk membantu orang, selalu tersenyum, murah hati, menerima ajakan orang lain, dan memberi nasihat kepada teman-temannya.

Luqman meyakini bahwa orang yang selalu mengingat Allah adalah pendamping yang baik. Tindakan orang seperti itu bermanfaat bagi teman-temannya dan membawa rahmat ilahi.

Dia percaya bahwa meskipun satu musuh terlalu banyak, seribu teman pun tidak cukup.

READ  Sebuah perayaan dengan gayanya yang unik dan semarak

Luqman adalah manusia biasa yang memiliki kecerdasan dan kemampuan mental yang hebat. Ketika salah satu temannya bertanya kepadanya bagaimana dia mendapatkan begitu banyak pengetahuan, dia diberitahu bahwa itu adalah berkah Tuhan dan dia mendapatkannya karena dia tidak mendapatkan hasil dengan berbicara tentang kebajikan kejujuran, kebenaran, dan keheningan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *